Teman - teman netter yang berbahagia, mengutip dari catatan seorang penulis terkenal, kekayaan kita saat ini adalah tentang bagaimana waktu yang kita miliki benar-benar efektif, tidak sedikit dari kita yang menyianyikan waktu, sesungguhnya tanpa kita sadari waktu lah yang menentukan kita apakah bisa menjadi pribadi sukses atau justru pribadi yang sia - sia , itu semua tergantung bagaimana cara kita menggunakan waktu se efektif mungkin, bukankah Sang Maha Kuasa sendiri telah bersumpah terhadap waktu, niscaya banyak orang yang merugi karena waktu? yap, bagi mereka yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik dan benar. Demi Waktu! Jarum jam terus berdetak, menit ke detik lalu ke jam, dan hari pun berganti. Itulah waktu, ia datang lalu pergi. Singgah sesaat untuk mengingatkan kita, bahwa hidup ini fana--sekejap. Lalu yang kekal adalah curahan “karya” manusia atas penggunaan waktu tersebut, pemanfaatan waktu untuk hal-hal yang baik dan positif, itulah gambaran sejarah dari sang waktu, bahwa ada di antara anak manusia yang telah menggunakan waktu searif mungkin untuk kebaikan. Ia ‘kan mengukir keharuman bagi diri dan orang lain.
Cerita keberhasilan seseorang diiringi derap detak jantung sang waktu. Menyitir pesan Habibie Hafsah dalam buku: Kelemahanku adalah Kekuatanku, bahwa “kelemahan dan kelumpuhan fisik tidak selalu berujung pada kelumpuhan diri” oleh karenanya, kehidupan akan tampak terang benderang, jika kita dapat mengoptimalkan potensi diri dan waktu. Maka berbuat baiklah bagi waktu kehidupan.
Kebangkrutan manusia saat ini adalah karena kurang tepat dalam menginvestasikan waktu. Mengunakan waktu untuk hal-hal yang kurang berguna. Akhirnya, banyak di antaranya yang menuai hasil “sengsara’.
Cerita pengendara mobil sehabis ‘pesta’ ekstasi dan minuman keras menyerungsuk dan menelan korban tewas 9 orang: menerangkan pandangan kita, bahwa ada sang pemilik waktu yang memperlihatkan kelakuan baik dan buruk menjadi kasatmata dan diperlihatkan sebagai pelajaran berharga yang tidak akan didapatkan pada sekolah formal apa pun. Sedetik kenikmatan semu, 'kan berbuah sengsara lama.
Kesuksesan Tukul Arwana host pada acara [Bukan] Empat Mata dapat dengan jelas kita lihat, bahwa kerja keras, semangat juang, pantang menyerah, mengkristal menjadi “kesuksesan” yang bisa dilihat setiap hari di salah satu stasiun TV. Tanda baik yang bisa kita petik dari perjalanan karier Tukul adalah, ia telah menginvestasikan waktu bekerja ulet untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan. Setiap detik-detik waktu, digunakan untuk hal ihwal bermanfaat, akhirnya 'kan berbuah kenikmatan.
Cerita keberhasilan seseorang diiringi derap detak jantung sang waktu. Menyitir pesan Habibie Hafsah dalam buku: Kelemahanku adalah Kekuatanku, bahwa “kelemahan dan kelumpuhan fisik tidak selalu berujung pada kelumpuhan diri” oleh karenanya, kehidupan akan tampak terang benderang, jika kita dapat mengoptimalkan potensi diri dan waktu. Maka berbuat baiklah bagi waktu kehidupan.
Kebangkrutan manusia saat ini adalah karena kurang tepat dalam menginvestasikan waktu. Mengunakan waktu untuk hal-hal yang kurang berguna. Akhirnya, banyak di antaranya yang menuai hasil “sengsara’.
Cerita pengendara mobil sehabis ‘pesta’ ekstasi dan minuman keras menyerungsuk dan menelan korban tewas 9 orang: menerangkan pandangan kita, bahwa ada sang pemilik waktu yang memperlihatkan kelakuan baik dan buruk menjadi kasatmata dan diperlihatkan sebagai pelajaran berharga yang tidak akan didapatkan pada sekolah formal apa pun. Sedetik kenikmatan semu, 'kan berbuah sengsara lama.
Kesuksesan Tukul Arwana host pada acara [Bukan] Empat Mata dapat dengan jelas kita lihat, bahwa kerja keras, semangat juang, pantang menyerah, mengkristal menjadi “kesuksesan” yang bisa dilihat setiap hari di salah satu stasiun TV. Tanda baik yang bisa kita petik dari perjalanan karier Tukul adalah, ia telah menginvestasikan waktu bekerja ulet untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan. Setiap detik-detik waktu, digunakan untuk hal ihwal bermanfaat, akhirnya 'kan berbuah kenikmatan.
0 comments:
Posting Komentar